Sunday, December 19, 2010

Sumber Minyak Melimpah di Luar Angkasa

Di tengah cadangan minyak semakin menipis dan harga yang bergejolak, siapa menyangka kalau nun jauh di luar angkasa terdapat sumber minyak yang sangat melimpah dan lebih besar dari seluruh cadangan minyak di Bumi. Baru-baru ini para peneliti menyiarkan bahwa Titan, salah satu bulannya Planet Saturnus yang beratmosfer tebal, menyimpan kandungan gas alam dan cairan hidrokarbon lain ratusan kali lipat lebih banyak dari yang terkandung di Bumi.

Sejauh ini telah ditemukan beberapa ratus danau dan laut di daerah kutub utara Titan. Untuk mendapatkan gambaran potensi sumber daya alam disana, ilmuwan mengukur kedalaman perairan disana dengan menggunakan pembanding danau-danau di Bumi, dimana kedalaman danau seringkali kurang dari 10 meter.

"Dengan demikian kita tahu kedalaman beberapa danau lebih dari 10 meter, karena mereka tampak sangat gelap di radar. Kalau dangkal, kita akan dapat melihat dasarnya," kata Ralph Lorenz dari laboratorium fisika terapan di John Hopkins University.

Kesimpulan tersebut didapat berdasarkan pemantauan melalui wahana Cassini milik NASA, yang telah menuntaskan survei terhadap 20 persen permukaan Titan. Hasil pantauan tersebut juga memperlihatkan bahwa kandungan sumber daya alam di beberapa wilayah di bulan itu saja sudah lebih banyak dari semua kandungan sumber daya alam di bumi (minyak bumi, gas alam dan batu bara).

Meskipun demikian, para peneliti juga mengatakan bahwa Titan tidak dapat ditinggali manusia. Menurut mereka, permukaanya tidak mengandung air, melainkan hidrokarbon cair dalam bentuk methane dan ethane, sementara daratannya terbentuk dari tholins. Kondisi ini diduga serupa dengan Bumi pada waktu sebelum ada kehidupan.

"Kami memperkirakan kodisi serupa juga terdapat di daerah kutub selatan, namun kami belum tahu berapa jumlah kandungan cairan disana," kata Ralph. Menurut dia, data ini penting karena umur hidup Titan tergantung dari berapa banyak jumlah methane yang terkandung dalam zat cair disana.

Lanjutnya, jika kandungan methane habis, maka suhu disana akan semakin dingin, yang saat ini diketahui minus 179 derajat Celcius. Asumsi sementara, kandungan methane tersebut semakin berkurang melalui letusan gunung api, yang diperkirakan telah menyebabkan fluktuasi suhu yang dramatis di masa lalu.

by : http://sains.kompas.com/read/2008/02/16/17531079/Sumber.Minyak.Melimpah.di.Luar.Angkasa

Danau Raksasa Terekam di Bulan Saturnus

Sebuah danau yang luasnya sebanding dengan Danau Ontario di Amerika Utara terekam di dekat kutub utara Titan, salah satu bulan Planet Saturnus. Para peneliti memberinya nama Ontario Lacus.

"Ini pengamatan pertama yang memberikan bukti kuat bahwa Titan memiliki genangan cairan di permukaannya," ujar Robert Brown dari Laboratorium Bulan dan Planet-planet Universitas Arizona di Tucson, AS. Danau yang memanjang 235 kilometer tersebut diperkirakan memiliki luas 20.000 kilometer persegi. Cairan yang mengisi danau tersebut mungkin bukan air, melainkan methan dan ethan, jenis senyawa hidrokarbon yang berupa gas di Bumi.

Brown dan koleganya dapat mendeteksi danau tersebut dengan spektrometer visual dan inframerah yang dibawa wahana Cassini. Dengan instrumen tersebut, wahana yang tengah menjelajah di sekitar Saturnus dan bulan-bulannya itu dapat membedakan batuan, pasir, dan cairan.

Penemuan danau di Titan bukanlah hal yang mengejutkan. Benda langit yang berukuran 1,5 kali bulan dan lebih besar daripada Merkurius itu adalah satu-satunya obyek luar angkasa yang memiliki atmosfer tebal seperti sebuah planet. Para peneliti sebelumnya meyakini bahwa permukaan Titan juga memiliki lautan.

by : kompas.com

Bukti Pertama Pantulan Cahaya dari Cairan di Luar Bumi

Wahana ruang angkasa Cassini yang tengah melayang di sekitar Planet Saturnus merekam cahaya dari permukaan Titan, salah satu bulannya planet tersebut. Cahaya tersebut kemungkinan besar sebagai pantulan cahaya Matahari di atas permukaan cairan salah satu danau raksasa di permukaan Titan.

Dari hasil pengamatan selama ini, Titan memang diyakini memiliki danau-danau raksasa berisi cairan meski tak dapat terlihat langsung karena tertutup atmosfernya yang tebal. Meski demikian, kamera inframerah dapat menangkap pantulan berkas cahaya Matahari yang sampai ke permukaan danau tersebut. Foto yang dibuat Cassini merupakan rekaman pertama pantulan cairan di luar Bumi itu.

"Gambar ini merupakan salah satu foto ikonik Cassini," ujar Bob Pappalardo, ilmuwan di Laboratorium Propulsi Jet NASA di Pasadena, California, yang tergabung dalam riset Cassini. Ia mengatakan, Titan semakin mirip Bumi tidak hanya punya atmosfer, tetapi juga danau berisi cairan dan sifat-sifat lainnya.

Cahaya yang direkam Cassini merupakan pantulan cairan di bagian selatan danau raksasa yang disebut Kraken Mare. Danau tersebut seluas 400.000 km persegi atau lebih besar daripada Laut Kaspia, danau terbesar di Bumi saat ini.

Titan merupakan satu-satunya obyek di tata surya, selain Bumi, yang sejauh ini diketahui mengandung cairan. Namun, cairan yang menggenangi danau-danau di Titan bukanlah air seperti di Bumi, melainkan metana dan etana, cairan hidrokarbon yang terbentuk dari molekul-molekul karbon dan atom-atom hidrogen.

Teori adanya cairan di Titan sudah dikemukakan sejak 20 tahun lalu dan terus dilakukan penelitian untuk membuktikannya. Pada tahun 2008, kamera inframerah yang dibawa wahana Cassini yang sudah menjelajah kawasan tersebut sejak tahun 2004 memastikan kandungan cairan di Ontario Lacus, danau terbesar di belahan selatan Titan. Belahan utara malah memiliki danau-danau lebih besar dan banyak belum bisa dipastikan apakah mengandung cairan atau tidak.

Kandungan cairan hidrokarbon di Titan menarik perhatian para ilmuwan karena zat kimia tersebut berpotensi mendukung kehidupan. Siapa tahu masih ada kehidupan di sana atau suatu saat manusia menginjakkan kakinya di permukaan Titan.

by : http://sains.kompas.com/read/2009/12/22/1644428/Bukti.Pertama.Pantulan.Cahaya.dari.Cairan.di.Luar.Bumi

bulan mati

Studi terbaru planet keenam bumi, Planet Saturnus, mengindikasikan bahwa bulan mati meninggalkan lingkaran cincin Saturnus.

Cincin indah yang melingkari Planet Saturnus diperkirakan merupakan peninggalan dari bulan Saturnus yang ”mati terbunuh”. Minggu (12/12/2010) lalu muncul berbagai tajuk berita yang menggunakan istilah ”pembunuhan kosmik” yang menunjuk pada matinya bulan yang menyebabkan munculnya cincin warna-warni di bagian luar Planet Saturnus.

Korban pembunuhan adalah bulan Saturnus yang tidak diketahui apa namanya. Bulan tersebut ditandai menghilang pada 4,5 miliar tahun lalu. Penyebab kematian bulan-bulan tersebut adalah pelat gas hidrogen (H) yang mengelilingi Saturnus pada suatu masa dan pada saat yang bersamaan di sana terjadi pembentukan bulan-bulan dari Saturnus. Namun, sekarang tidak ada lagi jejak gas hidrogen.

Menurut astronom Cornell University Joe Burns—dia tidak turut dalam tim itu—misteri cincin Saturnus ”merupakan teka-teki bagi para ilmuwan selama berabad-abad”.

Mencermati cincin-cincin Saturnus, ada permasalahan yang harus dipecahkan. Selain teori di atas, ada teori yang menyebutkan bahwa bulan-bulan (Saturnus) bertabrakan satu sama lain. Teori lainnya mengungkapkan adanya asteroid yang menabrak beberapa buah bulan yang menghasilkan puing-puing yang membentuk cincin tersebut.

Masalahnya, bulan-bulan Saturnus tersebut terdiri atas gas dan batuan. Sementara itu, tujuh cincin Saturnus tersebut sekitar 95 persennya terdiri atas es dan kemungkinan besar dahulu semuanya terdiri atas es.


kompas.com

Larangan Homoseksual Berdinas di Militer Dicabut Senat AS

Senat Amerika melalui pemungutan suara memutuskan untuk mencabut larangan terhadap kalangan homoseksual berdinas secara terbuka di militer.

Hari Sabtu, Senat memutuskan dengan 65 suara setuju berbanding 31 menolak, untuk mencabut kebijakan yang dikenal dengan sebutan "Don't Ask, Don't Tell" (D.A.D.T). DPR menyetujui langkah tersebut pekan lalu.

Presiden Barack Obama dalam pernyataannya hari Sabtu mengatakan, ia berharap segera menandatangani rancangan itu menjadi undang-undang. Obama mengatakan, undang-undang itu akan memperkuat keamanan nasional, seraya menegakkan kesetaraan dasar yang menjadi landasan negara tersebut.

Sekitar 14 ribu anggota militer telah diberhentikan berdasarkan kebijakan "Don't Ask, Don't Tell" sejak kebijakan itu diberlakukan pada tahun 1993.

Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates juga menyambut baik diterimanya rancangan undang-undang tersebut, tetapi ia menambahkan, kebijakan yang baru itu tidak akan berlaku segera.

Gates mengatakan, para pemimpin militer harus lebih dulu memastikan bahwa kebijakan dan regulasi baru itu konsisten dengan standar-standar kesiagaan dan keefektifan militer.


republika.co.id